Rabu, 30 Januari 2019

Missing My Friends..

Sudah satu minggu ini saya kehilangan semangat. Entah apa yang terjadi dengan saya.

Beberapa waktu yang lalu, saya dipertemukan kembali dengan teman-teman semasa SMA via medsos, setelah pertemuan itu saya punya kesibukan baru dengan mereka. Kita buat pertemuan rutin beserta seluruh keluarga tiap 2 bulan sekali, kita bentuk satu komunitas yang isinya ga cuma soal kangen-kangenan, ga cuma soal makan bareng, ga cuma soal hang out bareng. Tapi kita juga membangun satu bisnis bareng.

Alhamdulillah saya happy, saya menghabiskan waktu diluar jam kantor dan keluarga hanya dengan mereka. Alhamdulillah juga bisnis bareng-bareng kita maju pesat. Alhamdulillah lagi rasa ingin dekat pada sang pencipta juga bertambah, karena semua yang kita lakukan berlandas pada ketentuan agama.

Hingga pada suatu hari, saya menerima sebuah chat pribadi dari seorang pengurus yang merupakan salah satu Tim Inti di bisnis yang kita bangun bareng teman-teman SMA tadi.

" Assalamu'alaikum bu.. maaf sebelumnya, saya cuma ingin menyampaikan perasaan saya, terimakasih karena sudah hadir dan menumbuhkan semangat baru bagi saya. Sebelum kita bertemu, saya tidak punya harapan - harapan indah tentang hidup kedepan. Saya hanya menjalaninya saja. Jika ibu mengizinkan, saya ingin Ibu menjadi teman spesial saya, dalam arti saya ingin bisa berbagi cerita, tentang suka duka maupu ide-ide. Tapi saya mohon, hal ini jangan sampai diketahui oleh istri saya. Saya tidak akan bertindak yang aneh-aneh, saya cuma ingin punya teman ngobrol, karena selama ini saya selalu kurang sepaham jika ngobrol dengan istri saya yang kebetulan adalah teman karib ibu. Mohon maaf jika saya lancang, saya sangat berharap Ibu bisa menerima permintaan saya. Wassalam".

Saya merasa terhina dengan kata-katanya, saya merasa direndahkan karena dia menganggap saya mempunyai kemungkinan untuk melakukan sesuatu yang artinya harus menghianati teman saya. Sejak saat itu,  saya menarik diri dari seluruh kegiatan komunitas, saya tidak pernah berkomentar di percakapan group, saya males berkumpul dengan teman-teman karena pasti ada dia. Agak sedikit tidak fair bagi teman-teman yang lain, yang tidak tau alasan mengapa saya bersikap seperti ini.

Dampak dari perubahan sikap saya, satu persatu teman-teman mulai mengacuhkan saya, mengabaikan saya dalam rasa yang tidak saya sukai. Saya rindu teman-teman saya, tapi saya tidak nyaman berinteraksi dengan mereka karena ada dia.

Tinggal saya disini,  bersama rasa kecewa, sedih, dan  marah yang ga bisa saya lampiaskan. Sementara orang yang membuat saya seperti ini, bisa bebas tertawa, bercanda bersama teman-teman saya tanpa merasa bersalah atas apa yg sudah dia lakukan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar